hanya sekedar blog kecil

Jumat, 19 Juli 2013

sekedar berbagi;MENGENAL BAIT KIDUNG RUMEKSO ING WENGI

SUNAN KALI JAGA
KIDUNG RUMEKSO ING WENGI adalah sebuah doa yang di wujud kan dalam bentuk tembang. Merupakan salah satu karya dari beliau kanjeng Sunan Kalijaga yang hingga kini masih lestari Di masyarakat jawa khususnya. "Rumekso ing Wengi", yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia Bermakna ''Perlindungan di Malam Hari''.Jika di cermati dari judul dan isi bait nya, maka syair tembang ini memang memiliki kandungan berupa doa. Karena pada masa beliau tak sedikit yang mampu melafal kan bahasa arab, demi kemajuan dakwah nya Beda nya tidak dilafalkan dalam bBahasa jawa untuk sar. dan TUHAN mengetahui segala bahasa Dari mahluk nya termasuk semua bahasa di dunia ini? Sebagai salah satu wali, Sunan Kalijaga memahami hal itu. Maka dalam dakwahnya Sunan Kalijaga menggunakan tradisi asli yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa menyatu dengan agama Islam. Dengan kata lain, Islam menyempurnakan apa yang sudah ada di Jawa. Tembang terkenal seperti Ilir-ilir contohnya. Kidung Rumekso ing Wengi ini konon mampu menjadi tolak bala, baik yang berasal dari manusia ataupun serangan- serangan yang bersifat gaib. Bisa diamati pada syairnya yang menunjukkan hal tersebut. Memang sedikit sulit dipahami, tapi sebenarnya hal ini hampir mirip dengan doa- doa yang biasa dilafalkan, bedanya hanya menggunakan Bahasa Jawa. Berikut adalah syair Kidung Rumekso ing Wengi, yang terdiri dari lima bait berbentuk tembang Macapat Dhandhanggula.

Pupuh1

Ana kidung rumekso ing wengi|
  Teguh ayu luputa ing lara|
 Luput ing bilahi kabeh|
 Jin setan datan purun|
 Paneluhan tan ana wani|
 Miwah panggawe ala|
 Gunane wong luput|
 Geni atemahan tirta|
 Maling arda tan ana ngarah mring Mami|
 Tuju nduduk pan sirna|

Pupuh2
Sakehing lara pan samya bali|
 Sakeh ngama pan sami miruda|
 Welas asih pandulune|
 Sakehing braja luput|
 Kadi kapuk tiba neng wesi|
 Sakehing wisa tawa|
 Sato galak tutut|
Kayu aeng lemah sangar|
 Songing landhak guwaning wong neng lemah miring|
 Myang pakiponing merak|
Pupuh3
Pagupakaning warak sakalir|
 Nadyan arca myang segara asat|
 Temahan rahayu kabeh|
 Apan sarira ayu|
 Ingideran kang widadari|
Rineksa malaekat|
 Lan sagung para Rasul|
 Pinayungan ing Hyang Suksma|
Ati Adam utekku Bagindha Esis|
 Pangucapku ya Musa|

Pupuh4
  Napasku Nabi Ngisa linuwih|
 Nabi Yakub pamiyarsaningwang|
 Dawud swaraku mangke|
 Nabi Brahim nyawaku|
Nabi Sleman kasekten mami|
 Nabi Yusup rupengwang|
Edris ing rambutku|
 Bagindha Ngali kulitingwang|
 Abubakar getih daging Ngumar singgih|
 Balung Bagindha Ngusman|

Pupuh5
 Sungsumingsun Patimah linuwih|
 Siti Aminah bayuning angga|
 Ayup ing ususku mangke|
Nabi Nuh ing jejantung|
 Nabi Yunus ing otot mami|
Netraku ya Muhammad|
 Pamuluku Rasul|
Pinayungan Adam Kawa|
 Sampu pepak sakathahe para Nabi|
Dadya sarira tunggal|

 Demikian lah bunyi kidung rumekso ing wengi yg populer..sebagai masyarakat jawa,kita mesti melestarikan dan menjaga nya.

Jumat, 01 Februari 2013

JEJAK KEHIDUPAN ZAMAN PRASEJARAH di Kawasan TULUNGAGUNG SELATAN


Fosil yang ditemukan (Foto: Solichan Arif/SINDO)
Fosil yang ditemukan (Foto: Solichan Arif/SINDO)
TULUNGAGUNG - Tim antropologi dan biologi Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil menemukan bukti adanya kehidupan manusia purba di Gua Song Genthong, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung.

Selain menemukan sub fosil tulang panjang atau proksimal tibia manusia atau tulang kering kaki atas, tim yang juga melibatkan ahli arkeologi, juga menemukan vemur atau bagian paha. Sub fosil adalah peninggalan purba yang belum sepenuhnya menjadi fosil.

“Untuk vemur kita tinggal di lokasi. Karena kondisinya yang rapuh dan khawatir rusak jika kita ambil,“ ujar Ketua Tim Peneliti Pusat Laboratorium Bio Antropologi dan Paleo Antropologi, Fakultas Kedokteran UGM, Rusyad Adi Suriyanto kepada wartawan, Minggu (6/5/2012).

Di luar tulang, tim juga menemukan sejumlah gigi seri premolar (geraham) dan molar (gaham). Dari hasil observasi, gigi-gigi ini memiliki rentang usia yang bervariasi. Yakni tumbuh usia anak-anak, remaja dan dewasa. “Gigi merupakan bagian tubuh manusia yang paling sulit terurai, “terang Rusyad.

Meski belum sepenuhnya benar, manusia Goa Song Genthong ini, kata Rusyad memiliki kekerabatan yang dekat dengan homo sapiens atau manusia Wajakensis temuan dokter Belanda Eugene Dubois. Mereka diperkirakan pernah hidup di zaman awal holosen atau 7000 tahun yang lalu.

Secara fisik, nyaris sama dengan manusia kekinian. Berjalan tegak dan sudah mampu berfikir. Sangat berbeda dengan Pithecentropus erectus yang hanya memiliki volume otak 770-1000 cm kubik. Pithecentropus erectus hidup di masa pleistosen dengan takaran waktu 300.000-500.000 tahun yang lalu.

“Bisa dikatakan sezaman. Namun ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut,” paparnya. Secara teoritis, belum adanya kemampuan menciptakan tempat tinggal (rumah), telah mendorong manusia purba mencari tempat perlindungan di goa.
Dan secara geografis, lobang alam (goa) tersebut, paling banyak dijumpai di wilayah pegunungan kapur, terutama Kabupaten Tulungagung bagian selatan yang merupakan kawasan perbukitan batu cadas dan marmer.



Namun tentunya, kata Rusyad, mereka (manusia purba) akan memilih lokasi gua yang dirasa nyaman dan aman. Selain tidak jauh dari air (sungai), goa yang dipilih juga untuk memenuhi kebutuhan garam.



“Sebab mereka ini (homo sapiens) juga bisa berfikir seperti kita. Dan goa ini memang tidak jauh dengan sungai,“ terang dia. Homo sapiens yang ditemukan ini diduga juga sudah memiliki peradaban. Hal itu, lanjut Rusyad, dibuktikan dengan adanya sisa artefak serta gerabah zaman neolitikum. “Ini ditemukan juga disekitar sub fosil tulang manusia itu,” sambungnya.



Selain bukti adanya manusia, tim eskavasi yang bekerja selama lima hari juga mengumpulkan serpihan sub fosil binatang jenis carnivora, moluska dan serfioni atau sejenis rusa.



Kemudian juga gigi bofidaine atau hewan memamah biak sapi dan kerbau, rahang bawah dan gigi swidei atau babi, cuonjavanika atau anjing jawa serta Rodcubia atau binatang pengerat besar. “Yang pasti binatang pengerat ini bukan jenis dari tikus,” jelasnya.
(Koran SI / Solichan Arif / ded)

Minggu, 23 Desember 2012

Agus aryo 085 735 4735 39 PIJAT tradisional untuk Relaxasi kesehatan dan Kebugaran d/a :gunung gethuk ds besole kec.besuki

Add caption
kebnyakan orang, pijat sudah menjadi kebutuhan ketika tubuh terasa lelah atau ketika mereka sakit. Tetapi sebenarnya ada beberapa alasan mengapa orang perlu dipijat.

Menjalani pemijatan yang tepat yang dilakukan oleh orang yang benar-benar paham memijat akan memberikan banyak manfaat, terutama untuk relaksasi dan menghilangkan stres.

Pemijatan dilakukan baik dengan cara tradisional, modern atau campuran keduanya, dan beberapa jenis pemijatan dikembangkan sebagai terapi.ada beberapa hal yang membuat orang perlu dipijat, antara lain:

1. Pijat dapat secara signifikan memengaruhi sistem saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls saraf, melemahkan dan menghentikan rasa sakit dengan mempercepat proses regenerasi (pemulihan) saraf yang terluka dan mencegah gangguan pembuluh darah dalam hal komunikasi dan pasokan.

2. Pijat memengaruhi jaringan tubuh untuk melebarkan kapiler dan cadangan kapiler. Hal ini akan meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ, sehingga meningkatkan proses penurunan oksidasi, menunjang kinerja jantung dan berkontribusi terhadap redistribusi darah di dalam tubuh. Dan pijat juga memberikan sedikit peningkatan jumlah trombosit, leukosit, eritrosit dan hemoglobin tanpa mengganggu keseimbangan asam-basa.

3. Pijat mempercepat aliran jaringan getah bening yang meningkatkan gizi, mengurangi stasis pada persendian dan organ-organ serta jaringan lain.

4. Pijat memiliki berbagai efek fisiologis pada kulit dan fungsinya, seperti membersihkan saluran keringat, kelenjar sebasea, meningkatkan fungsi sekresi, ekskresi dan respirasi kulit. Setelah dipijat, kulit akan menjadi lebih kenyal dan akan meningkatkan pengaruh pada suhu (menurunkan kepekaan terhadap suhu dingin).

5. Pijat dapat melenturkan otot-otot, meningkatkan fungsi kontraktil yang mempercepat pelepasan metabolit (produk dari metabolisme). Namun, ini tergantung pada seberapa kuat dan cepat pemijatan dilakukan.

6. Pijat membantu menghilangkan cairan yang terkandung dalam otot dan memulihkan pada kondisi normal.

7. Pijat membantu meningkatkan sirkulasi dan mengurangi tekanan darah. Karena sirkulasi ditingkatkan, maka pada gilirannya organ dalam tubuh akan berfungsi dan bekerja lebih baik.

8. Pijat dapat membantu mengatasi rasa sakit otot dangkal dan memperbaiki postur tubuh yang buruk, hal ini karena pijat dapat bekerja untuk memanipulasi otot dan sendi.

Orang tidak perlu terlalu sering dipijat. Efek terapeutik dan relaksasi yang diperoleh dari pijat sangat baik bagi tubuh, sehingga semua orang perlu mendapatkan pemijatan yang baik secara kualitas, bukan kuantitas.

Senin, 19 November 2012

Dolphines.com hidup adalah prjuangan

seperti lirik lagu yang prnah saya dengar,bahwa hidup adalah perjuangan.memang benar adanya..kehidupan di dunia memang penuh liku liku. berjuang lah